JIROWANG TAMPILKAN BAKAT SENI DALAM BUKU

Posted by on | |


Thursday, 11 November 2010
ImageAsianstars edisi 84 - Wacana
         Dikenal sebagai member paling kreatif di Fahrenheit, “Da Dong” Jiro Wang baru-baru ini merilis buku pertamanya. Ini adalah tantangan terbesar untuk kemampuan artistiknya, karena dalam buku yang dirilisnya terdapat banyak artwork karyanya.
Ini merupakan kali pertama seorang Da Dong merilis sebuah buku dan menjadi penulis. Di dalam bukumu ada banyak artwork, diantarannya yang manakah yang paling ingin kamu rekomendasikan untuk semua orang?
         Dalam “Van Gogh & I: All About Jiro” saya melukis self-portrait, terinspirasi dari self-portrait Van Gogh sendiri, saya ingin menggunakan lukisan ini agar lebih dekat dengan Van Gogh. Untuk mencapainya, saya memakai teknik “pointillism” miliknya untuk menciptakan gambarannya, ini adalah pertama kalinya saya bereksperimen dengan ini. Di lukisan, saya menghisap pipa karena Van Gogh sepertinya suka menghisap pipa juga dan saya ingin membuat diriku semirip mungkin dengannya. Awalnya, saya berpikir apakah harus menampilkan pipa atau tidak, tapi kemudian saya sadar jika saya tidak menampilkan pipa, lukisannya akan terkesan seperti mempromosikan diriku sendiri (tertawa). Van Gogh sangat menyukai lukisan self-portrait, tapi untukku ini adalah pertama kali saya mencobanya. Di masa lalu, saya pernah mencoba membuat lukisan self-portrait tapi saya selalu menyerah di tengah jalan, karena hal itu seperti sebuah tantangan untukku. Mungkin itu karena kamu harus terus melihat cermin saat melukiskannya, jadi saya memilih untuk melukis orang lain. Lahirnya self-portrait ini kurasa adalah untuk bukuku, lukisan ini merepresentasikan awal mula semangatku untuk mengatasi rintangan-rintangan self-portrait ini, dan ini juga sebuah karya seni yang saya kerjakan dengan segala daya upayaku.

ImageImage

Meski saat ini kamu ada di dunia showbiz, kamu tidak pernah mencampakkan seni, sering menggambar kartun dan karya seni lainnya sesuai permintaan media untuk diberikan pada para pembaca. Ke depan nanti, jika kamu bisa membuka galeri senimu sendiri, tipe gaya seperti apakah yang akan kamu gunakan?
         Pada pertengahan Juni, berbarengan dengan perilisan buku baruku, saya membuka galeri seni umum di Art Center Hsi Mending dan saya juga melelang salah satu karya seniku untuk diamalkan, even ini akan berlangsung sampai Agustus. Jika di masa depan saya bisa membuka galeri lain, saya berharap nantinya bisa lebih artistik lagi dan tidak begitu konvensional, dengan lebih banyak imajinasi. Contohnya, di galerinya mungkin ada lukisan unicorn, yang kulukis secara 3D dan bisa kalian lihat jika ke sana, saya akan menyesuaikan setting-nya dengan artwork-nya untuk menerapkan konsep ini.

ImageImage
Untuk buku barumu ini, kamu sengaja melakukan perjalanan ke Belanda dan bahkan sampai terjebak di bandara, tentu itu akan menjadi kenangan yang tidak terlupakan, bagaimana perasaanmu saat itu?
         Waktu itu, kami terjebak hujan abu dari letusan gunung berapi di Islandia, jadi di bandara sebesar itu benar-benar tidak ada satu orangpun. Hasilnya, jadwal penerbangan jadi amburadul karena seluruh penerbangan terpaksa dibatalkan. Dalam situasi seperti itu, di satu sisi saya mengkhawatirkan kedahsyatan letusan gunung berapi di Islandia, di sisi lain saya khawatir tidak bisa kembali ke Taiwan untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah dijadwalkan. Pada akhirnya, kami harus bermalam di Belanda selama empat hari lagi, dan itu merupakan libur ekstra empat hari yang tidak terduga. Karena itu adalah pertama kalinya saya ke Eropa, saya melakukan perjalanan ke banyak tempat. Saya juga secara khusus datang ke hutan kecil dekat rumah yang pernah ditinggali Van Gogh, dan menghabiskan sesiangan melukis di area terbuka. Saya menyelesaikan karya berjudul “Van Gogh’s Neighbour”, karya yang akan saya lelang.

Kapan pertama kalinya kamu yakin atau merasa berprestasi atas karya senimu?
ImageImageImageImage
         Waktu kelas 2 atau 3 Sekolah Dasar, ada tanah kosong yang tidak begitu besar di depan rumah kami. Selama liburan dan setelah pulang sekolah, saya suka menggambar dan membuat model paper clay. Saat tetangga berjalan melewatiku, mereka berujar seperti ini padaku, “Dong Dong, kamu sungguhan bisa melukis! Lukisanmu indah sekali!” Saat itu, mendengar pujian dari orang dewasa, membuatku mulai merasa percaya diri atas karyaku dan melukis menjadi sebuah aktivitas yang membuatku merasa sangat senang. Selama di SD, saya bersama beberapa murid seni lainnya diminta melukis di dinding seputar sekolah kami, itu adalah pengalaman pertamaku melukis di dinding.

Ketika di Fu Hsin Trade & Arts College, apakah yang menurutmu menjadi karyamu yang paling kreatif?
         Saat sekolah saya pernah membuat lampu kreatif yang memiliki kesan sangat futuristik, bentuknya seperti permata heksagonal dan cahaya utamanya adalah warna-warna yang cool.

Karya seni yang kamu simpan paling lama?
         Di SMP saya menggambar bermacam-macam objek acak menggunakan pena, dan terakhir kali saya membersihkan rumah secara tidak sengaja saya menemukannya masih ada di sana. Saya menggambar gambar-gambar kartun saat merasa bosan di kelas, lalu saya melanjutkannya sampai selesai ketika di rumah.

Jika kamu harus pergi ke negara lain untuk mengambil foto-foto untuk buku barumu, kemanakah yang paling kamu inginkan untuk pergi?
Image         Hawaii. Karena saat ini banyak orang yang berkomentar saya memakai terlalu banyak pakaian dalam foto-foto di bukuku, tapi itu karena disana benar-benar sangat dingin. Jadi jika saya merilis buku lagi lain waktu, saya ingin pergi ke Hawaii untuk berfoto jadi saya bisa memakai pakaian yang lebih sedikit dan bisa sekali bayar saja langsung pergi (tertawa). Saya juga akan memberitahumu satu rahasia, buku ini sudah dalam tahap perencanaan, kemudian agar saya bisa surfing di Hawaii, saya bahkan sudah ikut dalam latihan surfing. Kalau seperti itu, apakah fotografernya juga harus belajar surfing (tertawa)?

Pernahkah kamu berpikir untuk membuka kelas seni dan menjadi guru kesenian?
Image         Sebenarnya sebelum saya masuk dunia showbiz, saya adalah guru kesenian, itu adalah saat saya masih menjadi model. Salah satu temanku membuka sebuah taman kanak-kanak dan guru kesenian disana sedang mengambil cuti, jadi saya menjadi guru pengganti dan harus mengajar anak-anak kecil bagaimana cara menggambar. Kebetulan sekali saya juga sangat suka anak kecil, jadi saya langsung menerima pekerjaan itu. Hari itu, saya sangat terorganisir dan rencanaku sangat mudah, saya meminta semuanya menggunakan taman sebagai tema utamanya, menyuruh anak-anak menggambar hal-hal yang mungkin ada di taman. Anak-anak sangat imajinatif, salah satunya bahkan menggambar gajah di taman, mengubah taman menjadi kebun binatang. Kupikir anak-anak kecil sangat menakjubkan, mereka sangat kreatif dan mereka sangat berani memilih warna, seperti gajah yang diwarnai hijau dan bahkan gajahnya diberi tempurung kura-kura.

0 komentar:

Posting Komentar